Musi Rawas, CENTER-POST.COM- Jalan yang menghubungkan Simpang Gunung Kembang di Kecamatan BTS Ulu, Kabupaten Musi Rawas dengan Kembang Tanjung Kabupaten Empat Lawang adalah perwujudan investasi penting dalam infrastruktur. Proyek ini menelan dana publik sebesar 3 miliar rupiah, dan pada awalnya diharapkan akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat setempat serta berperan penting untuk pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut.
Namun, apa yang terjadi setelah proyek selesai adalah cerminan dari masalah yang dalam banyak proyek infrastruktur di seluruh Negeri kita: ketidakcukupan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Meskipun jalan ini baru selesai dibangun, tapi sudah mulai mengalami kerusakan yang sangat prematur. Lapisan aspal yang tipis terlihat mulai mengelupas di berbagai tempat menjadi pemandangan yang tidak menyenangkan yang awak media dapatkan ketika melintasi jalan ini pada Kamis, (14/09/2023).
Ini adalah masalah serius yang harus dihadapi oleh pemerintah daerah dan kontraktor yang terlibat dalam proyek ini. Pertama-tama, ini adalah pemborosan dana publik yang besar. Uang pajak yang dikeluarkan untuk proyek ini harus memberikan nilai jangka panjang dengan jalan yang tahan lama. Namun, jika jalan baru ini sudah rusak dalam waktu singkat, itu adalah pemborosan sumber daya dan uang masyarakat.
Selain itu, kerusakan cepat pada jalan yang selesai dibangun mengancam keselamatan pengguna jalan. Lubang-lubang yang muncul tiba-tiba dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas, merusak kendaraan, dan bahkan mengancam nyawa. Ini menciptakan tekanan tambahan pada layanan darurat dan perawatan medis.
Penyebab kerusakan cepat pada jalan ini mungkin beragam, termasuk pemilihan bahan yang tidak memadai, teknik pelaksanaan yang buruk, dan kurangnya perawatan yang memadai. Pemerintah Daerah dan kontraktor harus bertanggung jawab atas proyek ini dan segera mengambil tindakan perbaikan.
Ketika jalan yang baru selesai dibangun mengalami kerusakan dengan cepat, itu adalah tanda bahwa ada yang salah dengan sistem. Setiap proyek infrastruktur harus melibatkan perencanaan yang matang, pemilihan bahan yang berkualitas tinggi, pengawasan ketat selama pelaksanaan, dan perawatan yang teratur setelah proyek selesai dibangun.
Informasi yang didapat, Peningkatan Struktur Jalan Simpang Gunung Kembang menghubungkan Kembang Tanjung (K.098) ini tercatat tertanggal pembuatan pada 12 Mei 2023 di satuan kerja Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Musi Rawas dengan sumber dana APBD dengan pagu Rp. 3.000.000.000,- yang dilaksanakan oleh CV. Purwa Daya Sejahtera yang beralamat di Perum Griya Palem Kencana, No. 194A RT/RW. 099/008 Kelurahan Talang Kelapa, Kecamatan Alang-Alang Lebar, Kota Palembang.
Merujuk pada kode K.098 atau kode serupa pada proyek tersebut, tebal lapisan aspal dalam suatu proyek peningkatan struktur jalan dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk tingkat lalu lintas yang diharapkan, karakteristik tanah di bawah jalan, dan spesifikasi teknis yang berlaku dalam proyek tersebut. Namun, secara umum, tebal lapisan aspal dalam proyek peningkatan struktur jalan sering berkisar antara 40 hingga 150 milimeter (mm) dengan jabaran berikut ini.
Lapisan Permukaan (Surface Course): Lapisan permukaan jalan yang terkena beban lalu lintas langsung biasanya memiliki tebal sekitar 40 hingga 50 mm. Lapisan ini memiliki peran penting dalam memberikan ketahanan terhadap abrasi dan memberikan permukaan yang nyaman untuk pengguna jalan.
Lapisan Tengah (Base Course): Lapisan tengah, yang berada di bawah lapisan permukaan, memiliki tebal yang lebih besar dan berkisar antara 70 hingga 100 mm. Lapisan ini bertanggung jawab untuk mendukung beban lalu lintas dan mendistribusikan beban ke lapisan bawahnya.
Lapisan Bawah (Subbase): Lapisan bawah merupakan lapisan terbawah dalam struktur jalan dan berfungsi sebagai pondasi. Tebalnya dapat bervariasi tergantung pada kondisi tanah di bawahnya, tetapi biasanya berkisar antara 100 hingga 150 mm atau lebih.
Dengan kondisi lapisan aspal yang sangat kokoh tersebut, bisa menghasilkan kekuatan tekan berkisar 25 MPa (megapascal) hingga 30 MPa. Serta kekuatan fleksural berkisar antara 3 hingga 5 MPa, serta sangat berguna dalam mengatasi gaya tarik yang terjadi selama kondisi operasional jalan. Dengan spesifik umum seperti jabaran diatas, berbagai jenis kendaraan mulai dari kendaraan pribadi hingga kendaraan khusus berukuran besar bisa melintas di jalan ini, tentu sangat riskan dan aneh jika jalan yang baru selesai dibangun ini sudah mulai mengalami kerusakan.
“Ku sempat dengo-dengo pemborong jalan ikak dengan Bupati tu masih keluargo,” ungkap salah satu warga yang kami temui di sekitar lokasi.
Masyarakat setempat berhak mendapatkan jalan yang aman dan tahan lama. Masalah pada proyek ini bukan hanya masalah teknis, tetapi juga masalah integritas dan akuntabilitas. Sudah waktunya untuk mengambil tindakan serius, mengidentifikasi penyebab kerusakan, dan memastikan bahwa proyek-proyek infrastruktur yang dibangun dengan dana publik memberikan manfaat jangka panjang yang diharapkan. (Yuyung Anggara-Dedi Brades)