Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Janji Megah Kenyataan Mengecewakan, Pemandangan Jalan Baru Tapi Rusak di Musi Rawas

Musi Rawas, CENTER-POST.COM- Di tengah harapan akan sebuah akses jalan yang nyaman dalam membantu mobilisasi pengendara serta penunjang ekonomi masyarakat, kita dihadapkan dengan pemandangan yang tak kalah menyakitkan. Lapisan aspal yang mulai rusak, peninggalan sisa material di badan jalan dan lubang-lubang yang muncul sebagai luka di permukaan jalan.

Kritisnya, kita seringkali disajikan dengan janji-janji pembangunan infrastruktur yang megah dan tahan lama, tetapi pada kenyataannya, banyak proyek konstruksi jalan yang mengecewakan. Sebuah contoh nyata adalah kondisi jalan yang menghubungkan Griyoso Kecamatan Jayaloka dengan Simpang Gunung Kembang di Kecamatan BTS Ulu  yang baru saja selesai pembangunannya, namun sudah mulai mengalami masalah serius. Proyek ini diklaim menggunakan kode konstruksi K.114, yang seharusnya menjamin kualitas tinggi dan daya tahan jalan.

Proyek yang menelan dana sebesar Rp. 2.450.000.000,- bersumber dari APBD ini tercatat pada 11 Mei 2023 berada di satuan kerja Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Musi Rawas, dengan pelaksana CV. Kawan Sedjati yang beralamat di Jl. Residen H.A Rozak, Kom.PHDM I No. 123 RT/RW. 04/01 Kalidoni Palembang .

Saat pertama kali jalan ini selesai dibangun, mungkin terlihat indah. Lapisan aspal baru yang mengkilap dan rata terhampar di hadapan kita. Namun, dalam waktu yang sangat singkat, kerusakan mulai muncul. Lubang-lubang mulai bermunculan di permukaan jalan, memberikan pengemudi sensasi tidak nyaman saat melintas. Ini bukan hanya masalah estetika, tetapi juga masalah keselamatan. Pengendara harus berhati-hati menghindari lubang-lubang ini, terutama pada malam hari yang minim penerangan atau saat hujan.

Yang lebih mengkhawatirkan adalah penampakan sisa material konstruksi yang berserakan di badan jalan. Ini merupakan tanda jelas bahwa pekerjaan konstruksi kemungkinan tidak dilakukan dengan benar. Material yang seharusnya ditanam dalam lapisan aspal untuk memastikan ketahanan jangka panjangnya kini terlihat sebagai sampah di pinggir jalan. Sekali lagi ini tidak hanya merusak estetika, tetapi juga merupakan bukti nyata ketidakprofesionalan dalam pelaksanaan proyek.

Tidak hanya itu, lapisan aspal yang mulai mengelupas menjadi pemandangan yang memalukan. Pengelupasan ini tidak hanya buruk untuk mata, tetapi juga membahayakan pengendara. Potongan-potongan aspal yang terlepas dapat menjadi hambatan dan bahaya bagi kendaraan yang melintas, inilah sejumlah temuan yang didapati awak media ketika melintasi jalan ini pada Kamis, (14/09/2023).

Pertanyaannya adalah, mengapa proyek konstruksi jalan ini tidak dilakukan sesuai dengan standar yang dijanjikan? Mengapa kode konstruksi K.114 tidak memberikan jaminan kualitas yang seharusnya? Apakah dana yang digunakan untuk proyek ini telah digunakan secara efisien dan tepat?

Jalan yang dibangun dengan kode konstruksi K.114 seharusnya memiliki daya tahan yang tinggi dan mampu menerima berbagai jenis kendaraan. Kode konstruksi tersebut biasanya dirancang untuk jalan-jalan dengan lalu lintas berat dan berpotensi mengalami tekanan berlebih. Berikut adalah beberapa ciri kekuatan daya tahan jalan K.114 dan jenis kendaraan yang seharusnya dapat melintasinya:

Daya Tahan Terhadap Beban Berat: Jalan K.114 dirancang untuk menahan lalu lintas berat, termasuk truk besar, kendaraan komersial, dan kendaraan berat lainnya. Lapisan aspal dan konstruksi bawahannya seharusnya mampu menangani beban berat ini tanpa mengalami kerusakan yang signifikan.

Ketahanan Terhadap Cuaca Ekstrem: Jalan ini juga seharusnya memiliki ketahanan terhadap cuaca ekstrem, seperti hujan deras, salju, dan es. Lapisan aspal dan sistem drainase yang baik membantu mencegah kerusakan akibat kondisi cuaca yang buruk.

Kemampuan Mengatasi Tekanan Rutin: Jalan K.114 biasanya mampu mengatasi tekanan rutin dari lalu lintas harian, termasuk kendaraan pribadi, bus umum, dan kendaraan komersial sedang. Ini mencakup mobil, sepeda motor, dan berbagai jenis kendaraan lainnya.

Kualitas Permukaan yang Baik: Permukaan jalan K.114 seharusnya relatif rata dan bebas dari lubang-lubang yang dapat mengganggu kenyamanan berkendara. Permukaan yang baik juga penting untuk keselamatan pengendara.

Sistem Drainase yang Efisien: Jalan ini biasanya dilengkapi dengan sistem drainase yang efisien untuk mengalirkan air hujan dan menghindari genangan air yang dapat merusak lapisan aspal.

Jadi, secara ideal, jalan dengan kode konstruksi K.114 seharusnya dapat menangani berbagai jenis kendaraan, termasuk kendaraan berat, dengan daya tahan dan kualitas yang tinggi. Namun, seperti yang telah dijelaskan dalam narasi sebelumnya, hasil akhirnya sangat tergantung pada bagaimana proyek konstruksi tersebut diimplementasikan dan diawasi. Jika pekerjaan konstruksi dilakukan dengan baik sesuai dengan spesifikasi K.114, jalan tersebut seharusnya dapat memenuhi standar kekuatan dan daya tahan yang diharapkan. Walaupun faktanya di lapangan jalan tersebut mulai mengalami kerusakan.

Kondisi jalan ini adalah cerminan dari masalah yang lebih besar dalam manajemen proyek infrastruktur di Negara kita. Ketidaktransparan dalam penggunaan dana publik dan kurangnya pengawasan dapat menghasilkan kualitas yang mengecewakan seperti ini. Pemerintah dan kontraktor harus bertanggung jawab atas pekerjaan mereka, dan masyarakat harus menuntut akuntabilitas dalam pengelolaan proyek-proyek ini.

Kita tidak hanya berbicara tentang kerusakan jalan aspal di sini, kita berbicara tentang kepercayaan masyarakat terhadap sistem dan pemerintahannya. Kecewa dengan hasil seperti ini hanya akan memperdalam ketidakpercayaan masyarakat terhadap otoritas yang mengelola pembangunan infrastruktur. Diperlukan tindakan tegas dan transparansi untuk memastikan bahwa proyek-proyek konstruksi di masa depan tidak mengulangi kesalahan yang sama. (Yuyung Anggara-Dedi Brades)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page