Lubuklinggau, Center-post.com – Sebuah keajaiban terjadi di Pasar Bukit Sulap (PBS) Kota Lubuklinggau, dalam sekejap mata pasar yang selama ini dikenal dengan kondisinya yang semrawut, jalan berlubang, lapak penjual yang tak teratur serta bangunan kusam, mendadak berubah menjadi pasar yang glowing demi menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo pada kunjungan kerjanya tanggal 30-31 Mei 2024.
Pasar yang selama bertahun-tahun terabaikan dan menjadi potret kelam tata kelola kota, kini bak disulap menjadi layaknya pasar modern dalam semalam. Jalan-jalan protokol yang biasanya penuh lubang dan tumpukan sampah, kini bersih dan mulus tanpa cela. Pemandangan ini tentunya menjadi hal yang sangat langka di Kota Lubuklinggau.
Gerakan Aktivis Silampari, melalui Koordinator mereka, Hanapiyah, tak ketinggalan menyoroti fenomena ini. Dalam pernyataannya, Hanapi menyentil kinerja Pemkot Lubuklinggau yang hanya bekerja ekstra ketika ada kunjungan dari orang nomor satu di Indonesia.
“Selama ini, pemerintah kota selalu beralasan terkendala dengan anggaran, tapi lihat saja sekarang, ternyata bisa dilakukan kalau mau. Kalau boleh usul pak Presiden lebih lama lagi mungkin Seminggu di Lubuklinggau biar glowing semuanya”, sindir Hanapi saat memberikan keterangan kepada wartawan pada, Rabu (29/05/2024)
Menurut Hanapi, perbaikan dan penataan yang mendadak ini seharusnya tidak perlu menunggu kunjungan Presiden.
“Kalau memang bisa memperbaiki dan mempercantik kota, kenapa tidak dilakukan sejak awal? Apakah kita harus selalu menjadi penjilat penguasa seperti ini terus-menerus untuk merasakan kota yang layak?”, tambahnya dengan nada penuh kritik.
Warga Lubuklinggau hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat perubahan drastis yang terjadi. Mereka berharap perubahan ini bukan hanya sekadar pencitraan sesaat, melainkan awal dari perbaikan yang berkelanjutan.
Fenomena “sulap semalam” ini tentu menjadi sorotan. Masyarakat berharap keajaiban yang terjadi di Pasar Bukit Sulap ini bisa menjadi kenyataan yang berkelanjutan dan bukan sekadar sandiwara yang berulang setiap kali ada kunjungan pejabat tinggi. (*)